Proof of Concept, Prototype, dan MPV: Mana yang Lebih Efektif Tingkatkan Startup?

Prototype, MPV, dan proof of concept adalah sekian dari banyaknya istilah yang perlu diketahui jika ingin mengembangkan produk/aplikasi.
Startup Studio Indonesia

Prototype, MPV, dan proof of concept adalah sekian dari banyaknya istilah yang perlu diketahui jika ingin mengembangkan produk/aplikasi. Supaya bisa mengembangkan sebuah produk/aplikasi dengan baik, Anda perlu memahami secara mendalam beberapa istilah tersebut.

Prototype, MPV, dan proof of concept menjadi hal yang perlu dibangun saat Anda akan memulai perjalanan pengembangan produk/aplikasi. Berikut beberapa informasi lengkapnya yang bisa dicermati untuk menambah wawasan dan mempermudah pengembangan produk/aplikasi yang sedang Anda tekuni.

Pengertian Proof of Concept, Prototype, dan MPV


Bagi pengembang produk/aplikasi pemula dan sebagian masyarakat, sekilas Proof of Concept, Prototype, dan MPV terlihat mirip, bahkan sama saja. Akan tetapi, ketiga strategi ini memiliki beberapa perbedaan, meski pada umumnya memiliki tujuan yang sama, yakni untuk mengembangkan produk/aplikasi.

Proof of Concept (POC)


Proof of concept (POC) sebenarnya merupakan istilah umum yang banyak digunakan pada bidang lain, seperti kesehatan dan industri film. Dalam kaitannya dengan pengembangan produk/aplikasi, proof of concept adalah konsep dasar atau tujuan utama dari pengembangan produk/aplikasi.

Strategi ini dibuat dengan tujuan untuk memvalidasi apakah ide atau konsep yang dibuat benar-benar layak untuk direalisasikan melalui produk/aplikasi. POC sering dibuat sebelum proses pengembangan produk/aplikasi benar-benar terjadi dan biasanya dipublikasikan pada kalangan internal saja.

Prototype


Prototype merupakan contoh produk/aplikasi perwujudan dari Proof of concept (POC) yang nantinya akan dikembangkan secara lebih lanjut. Prototype mampu menghidupkan ide Anda dengan menampilkan bagaimana tampilan dan alur pengoperasiannya dari produk/aplikasi yang diinginkan.

Dengan menggunakan strategi ini, Anda bisa mendapatkan banyak fakta yang sangat bermanfaat dan bisa mempermudah proses pengembangan selanjutnya.

Minimum Viable Product (MVP)


Minimum Viable Product atau yang disingkat MPV merupakan bentuk sempurna dari prototype yang digadang-gadang nyaris menyerupai produk/aplikasi jadi. MPV sudah bisa disebut sebagai produk/aplikasi, hanya saja fitur yang dijalankan masih berfokus pada fitur-fitur utama saja.

Waktu Penggunaan Proof of Concept, Prototype, dan MPV


Selanjutnya yang perlu dilakukan setelah mengetahui pengertian dari Prototype, MPV, dan proof of concept adalah mengetahui waktu penggunaannya. Setiap strategi memiliki waktu penggunaannya masing-masing, sehingga perlu dikenali supaya memaksimalkan aktivitas pengembangan produk/aplikasi yang dijalankan.

Proof of Concept (POC)


Strategi Proof of Concept (POC) cocok digunakan untuk menyelesaikan masalah pada fase pengembangan produk/aplikasi dan ketika ingin mencari investor. Alasannya, POC bisa memberikan wawasan berharga, menunjukan konsep finansial yang baik, dan memberikan gambaran terhadap masalah saat proses pengembangan.

Prototype


Berbeda dengan Proof of Concept, prototype bisa digunakan ketika Anda ingin mengidentifikasi persyaratan pengembangan dan memperkuat deskripsi produk/aplikasi. Prototype juga bisa digunakan sebagai pemberi pedoman yang jelas ketika tim pengembang sedang melakukan banyak eksperimen.

Minimum Viable Product (MVP)


Minimum Viable Product bisa digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan feedback dari para pengguna dan fakta untuk melakukan perencanaan. MPV bisa menjadi produk actual yang bisa ditunjukan bagi para pengguna tanpa perlu mendeskripsikannya dengan susah payah.

Manfaat dari Proof of Concept, Prototype, dan MPV


Bahasan selanjutnya setelah pengertian dan waktu penggunaan Prototype, MPV, dan proof of concept adalah manfaat yang dimiliki. Berikut beberapa manfaat yang dimiliki oleh Proof of Concept (POC), Prototype, dan MPV:

Proof of Concept (POC)


Manfaat dari Proof of Concept adalah bisa membantu Anda meminimalisir risiko, serta memberikan pemahaman, pengetahuan, dan inspirasi. POC juga memungkinkan Anda mendapat feedback yang nanti bisa dipertimbangkan untuk proses pengembangan yang berikutnya.

Prototype


Prototype memiliki banyak manfaat, salah satunya bisa menambah wawasan Anda tentang kesalahan atau kelemahan dari produk/aplikasi yang dikembangkan. Manfaat selanjutnya, prototype bisa membantu Anda memperkirakan berapa banyak waktu, uang, dan sumber daya yang akan diperlukan.

Minimum Viable Product (MVP)


Dengan membangun Minimum Viable Product (MVP), penggunaan waktu, dana, dan sumber daya dalam pengembangan produk/aplikasi jadi lebih efektif. Selain itu, MVP bisa meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dan memungkinkan Anda untuk lebih cepat menjalin relasi dengan pengguna.

Perbedaan antara Proof of Concept, Prototype, dan MPV


Tanpa mengetahui pengertiannya, mungkin tidak sedikit yang mengira jika prototype, MPV, dan proof of concept adalah hal yang sama/mirip. Namun setelah dilihat kembali berdasarkan pengertian dan waktu penggunaanya, ketika strategi ini memiliki banyak perbedaan.

Proof of Concept (POC) masih merupakan ide/konsep dari produk/aplikasi yang akan dikembangkan. Berbeda dengan strategi prototype dan Minimum Viable Product (MVP) yang sudah hadir dalam bentuk aplikasi.

Prototype sudah berbentuk aplikasi namun masih berfokus pada alur pengoperasian dan tampilannya masih sederhana, karena digunakan untuk demonstrasi produk. Berbeda dengan prototype, MPV atau Minimum Viable Product sudah hadir dalam bentuk produk/aplikasi yang sudah jadi namun fiturnya terbatas.

Proof of Concept, Prototype, dan MPV: Manakah yang Lebih Efektif?


Prototype, MPV, dan proof of concept adalah strategi pengembangan produk/aplikasi dengan tujuan/sasaran yang berbeda-beda. Karena itu, sebenarnya ketiga strategi ini sangat efektif untuk meningkatkan startup digital, hanya saja harus disesuaikan dengan pilihan penggunanya.

Sebelum memilih salah satu dari ketiga strategi tadi, Anda harus terlebih dahulu membuat pertimbangan tentang tujuan yang ingin dicapai. Sebelum pilihan ditentukan, perhatikan dan pertimbangkan juga bagaimana kondisi saat ini.

Jika baru memiliki ide yang fresh atau inovatif, Anda bisa menggunakan strategi POC untuk memastikan pengembangannya di kemudian hari. Namun jika Anda sudah yakni jika ide yang dimiliki bisa dikembangkan, maka silahkan pilih strategi prototype.

Proof of concept adalah strategi yang digunakan untuk memastikan apakah sebuah ide bisa direalisasikan menjadi sebuah produk/aplikasi. Sedangkan prototype merupakan strategi yang bisa mengaktualisasikan ide lengkap dengan alur pengoperasiannya.

namun jika produk Anda sudah dalam bentuk yang lebih sempurna, jangan ragu untuk menggunakan strategi MVP. MPV bisa menjadi cerminan produk akhir siap rilis dan bisa digunakan untuk mendapat feedback pengguna sebagai penyempurna produk/aplikasi.

Ketiga strategi ini akan sangat efektif untuk mengembangkan bisnis startup Anda, asal disesuaikan dengan keinginan dan keadaan.

Kembangkan Bisnis Startup Anda dengan SSI


Anda memiliki bisnis startup potensial namun sulit dikembangkan karena harus menghadapi banyak tantangan dan kendala? Anda bisa mengembangkannya dengan mendapat brainstorming langsung dari para pelaku startup lokal terkemuka melalui SSI.

SSI atau Startup Studio Indonesia, merupakan program yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia untuk memfasilitasi startup digital. Program ini nantinya akan memfasilitasi startup digital dalam menghadapi masalah krisis sumber daya berkualitas untuk mengembangkan bisnis.

Program SSI dibuat untuk menghadirkan lingkungan digital yang kaya akan sumber daya potensial yang bisa mendorong transformasi digital Indonesia. Akselerasi bisnis startup digital Anda dengan mengikuti program startup studio Indonesia dari Kominfo.