Trading System, Suplemen yang Utama Dalam Jual Beli dan Investasi Saham

Seorang trader, pasti sudah tidak asing terhadap trading system. Yang mana sistem trading ini sangat krusial untuk mendukung kelancaran proses trading
Trading System

Seorang trader, pasti sudah tidak asing terhadap trading system. Yang mana sistem trading ini sangat krusial untuk mendukung kelancaran proses trading. Sistem ini bersifat sederhana dengan tujuan untuk memudahkan para trader dalam menghasilkan profit secara konsisten.

Lalu, apa sebetulnya pengertian dari trading system itu sendiri? Apa saja tools yang ada di dalamnya? Untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut, yuk simak penjelasannya secara lengkap pada part selanjutnya.

Apa Itu Trading System?


Trading system merupakan sebuah kombinasi antara berbagai elemen yang berfungsi sebagai parameter pada analisis teknikal. Sebagaimana diketahui, analisis teknikal ini memegang peranan yang krusial untuk para trader memprediksi perkiraan harga dalam masa mendatang.

Sifat analisis teknikal ini cocok untuk jangka pendek, sehingga tepat sekali untuk menunjang kesuksesan trading. Sebab, orientasi dalam trading adalah profit jangka pendek, sedangkan untuk jangka panjang, yang lebih cocok adalah investasi.

Terlepas dari jenis mata uang apa yang digunakan oleh pihak trader, eksistensi trading system menjadi penyokong utama bagi para trader. Yang mana sistem trading yang baik tentu harus mengandung berbagai komponen parameter yang dapat mendeskripsikan data-data krusial yang berguna dalam pengambilan keputusan. Data parameter tersebut nantinya berbentuk garis maupun simbol tertentu dengan warna yang berbeda-beda.

Alangkah baiknya untuk memilih tools yang paling akurat untuk menyusun sebuah analisa teknikal yang valid. Yang juga penting, sebaiknya Anda menggunakan elemen yang paling dipahami, sehingga bisa mudah dalam mendapatkan informasi.

Secara ideal, akan lebih baik jika Anda memakai sekitar 2 sampai 3 tools indikator. Selain itu, penting pula untuk memilih tools indikator yang mampu menginformasikan secara cepat mengenai perubahan tren serta yang bisa melakukan penyeleksian terhadap sinyal palsu.

Komponen Penting Dalam Trading System


Terdapat komponen-komponen penting dalam trading system yang bisa menunjang kesuksesan trade Anda guna memperoleh profit maksimum. Adapun komponen yang dimaksud, sebagai berikut.

1. Limit Order


Limit order merupakan pemasangan order yang mana harga harus bergerak sampai menyentuh limit order ini. Kemudian bergerak menuju ke arah sejalan seperti order Anda.

Karena itu, dapat diartikan pula bahwa limit order adalah sebuah proses menunggu harga bergerak dengan arah lawan dari ekspektasi Anda, hingga sampai ke titik limit order, maka Anda bisa memperoleh posisi. Terdapat dua jenis dari limit order itu sendiri, yaitu sell limit serta buy limit.

Anda bisa melakukan pemasangan sell limit saat melihat sebuah tren pergerakan yang turun, tetapi harus memprediksi manakala harga akan naik terlebih dahulu sebelum melanjutkan penurunan yang terjadi.

Ketika menghadapi kondisi sedemikian, Anda dapat memasang sell limit di atas dari harga pasar. Saat harga telah naik sampai menyentuh sell limit milik Anda, harapannya harga bisa segera berbalik, kemudian melanjutkan proses penurunannya.

Lalu, untuk buy limit, Anda bisa memasangnya apabila terdapat tren pergerakan naik, tetapi menurut prediksi harga akan turun terlebih dahulu sebelum akhirnya terus mengalami kenaikan. Dalam hal ini, Anda dapat memasang buy limit di bawah harga pasar. Manakala harga turun hingga menyentuh buy limit yang telah ditetapkan, harga diharapkan bisa segera berbalik, kemudian lanjut mengalami tren penurunan.

2. Stop Order


Komponen selanjutnya adalah stop order. Apa itu stop order? Benar, stop order berarti pemasangan order dengan harapan bisa mengikuti tren yang ada. Artinya, Anda berkeinginan untuk memasuki pasar dengan mengikuti tren yang terjadi, baik penurunan maupuk kenaikan.

Anda harus memastikan melalui analisa teknikal bahwa tren yang sedang terjadi tersebut memang benar adanya serta akan terus berlanjut. Pada kondisi demikian, Anda bisa mengambil posisi sejalan seperti tren, tetapi dengan melebihi harga pasar.

Sama seperti sebelumnya, stop order pun terdiri dari dua jenis, yakni buy stop dan sell stop. Pemasangan buy stop tepat dilakukan jika Anda telah yakin manakala harga akan terus mengalami kenaikan. Dengan memasang harga lebih dari harga pasar, saat harga naik sampai menyentuh poin buy stop milik Anda, maka harga bisa tetap melanjutkan kenaikannya sampai pada titik tertentu.

Kemudian, untuk sell stop bisa Anda pasang apabila yakin harga akan senantiasa mengalami penurunan. Pada kondisi demikian, yang bisa Anda lakukan adalah memasang harga di bawah harga pasar. Hal tersebut akan berimplikasi, saat harga terus turun sampai mencapai titik sell stop yang telah Anda tetapkan, harga masih akan terus melanjutkan penurunan hingga titik tertentu.

3. Trailing Stop


Jika Anda telah menjumpai floating profit berupa keuntungan yang masih belum terealisasi (belum dijual maupun ditutup), serta masih yakin manakala harga akan terus mengalami pergerakan sampai titik target tertentu, tidak ada larangan untuk Anda tetap berada dalam posisi sedemikian.

Akan tetapi, apabila ternyata harga justru mengalami pembalikan arah sampai menggerus perlahan floating profit Anda, maka sebaiknya Anda tidak membiarkan harga begitu saja. Sebab, akan berpotensi menggiring Anda untuk mengalami floating loss.

Trailing stop berfungsi untuk mengunci profit milik Anda. Maka dari itu, ketika Anda menerima floating profit, tetapi harga kemudian berbalik arah, akan lebih baik jika Anda segera menjual saham atau melakukan penutupan posisi, sehingga profit masih ada, meskipun tidak sesuai target. Hal tersebut bisa menghindari terjadinya floating loss.

4. Cut Loss System


Berikutnya, yakni mengenai cut loss system. Terdapat beberapa metode dalam mengimplementasikannya. Ketentuan paling sederhana yang paling sering digunakan, yakni 2% risiko per transaksi dari total keseluruhan dana investasi milik Anda.

Sebagai contoh, Anda mempunyai dana kelolaan senilai Rp100 juta. Hal ini berarti kerugian yang siap Anda alami sebesar 2% dari total dana tersebut, lebih tepatnya Rp2 juta. Dalam artian, manakala Anda membeli saham Telkom (TLKM) 1000 lembar pada harga Rp10 ribu, maka dana yang Anda keluarkan untuk transaksi tersebut senilai Rp10 juga.

Yang mana kerugian maksimum yang kemungkinan dialami sebesar Rp2 juta. Maka dari itu, jika nantinya total dana Anda berkurang, karena harga saham TLKM itu turun Rp2 juta, maka Anda harus segera melakukan cut loss atau jual rugi. Misalnya, apabila harga saham TLKM turun menjadi Rp8 ribu, maka Anda harus melakukan cut loss.

Yang juga penting, apabila jumlah kerugian Anda mencapai 6% dari keseluruhan dana investasi, maka Anda sebaiknya berhenti trading pada bulan Anda mengalami kerugian besar tersebut. Walaupun masih terhitung minggu pertama bulan yang bersangkutan. Namun, saat Anda bertransaksi dalam pasar berjangka, Anda dapat menentukan sendiri berapa perhitungan dari cut loss yang akan digunakan. pilihlah titik cut loss yang memang Anda sukai.

Jangan lupa untuk meluangkan jarak entry dengan titik cut loss supaya harga bisa leluasa bergerak sekalipun berlawan dari harapan Anda, tanpa harus menyentuh titik cut loss tersebut. Itulah penjelasan mengenai trading system. Yang mana sifat dari sistem trading ini sangat penting dalam proses trading untuk mencapai keberhasilan. Maka dari itu, Anda bisa menggunakan trading system tersebut agar bisa mendapatkan profit sebagaimana yang diinginkan. Melalui uraian yang telah dipaparkan dalam bagian selanjutnya, diharapkan dapat menjadi referensi Anda dalam menentukan tools sistem trading yang tepat.